Inovasi Energi Muda di KMHE 2025


Ajang bergengsi Kompetisi Mobil Hemat Energi (KMHE) 2025 resmi digelar di Universitas Jember (UNEJ), menghadirkan puluhan tim mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Acara ini bukan sekadar adu cepat di lintasan, melainkan adu inovasi dalam teknologi ramah lingkungan, desain efisien, serta kemampuan adaptasi kendaraan terhadap tantangan dunia nyata.

Arena Ketahanan: Trek Tegalboto Jadi Saksi Inovasi

Lintasan Tegalboto, Jember, menjadi pusat perhatian selama penyelenggaraan KMHE tahun ini. Trek sepanjang 1,2 kilometer itu menuntut ketahanan tinggi dari setiap kendaraan peserta, mulai dari kemampuan aerodinamika hingga manajemen daya baterai. Dalam kondisi cuaca yang berubah-ubah, para tim ditantang untuk menjaga stabilitas performa sekaligus efisiensi energi.

Tim dari Universitas Jember (UNEJ) selaku tuan rumah tampil memukau dengan prototipe kendaraan hemat energi yang dirancang khusus untuk medan menantang. Desain yang ringan, penggunaan material komposit, serta sistem penggerak listrik inovatif menjadikan tim ini salah satu favorit di antara peserta.

“KMHE bukan hanya tentang siapa yang paling cepat, tapi siapa yang paling efisien. Kami ingin menunjukkan bahwa mahasiswa Indonesia mampu bersaing dalam inovasi energi berkelanjutan,” ujar Ketua Tim UNEJ e-Motion, Rizky Aditya.

ITERA dan USK Tampil Impresif

Dari wilayah barat Indonesia, Institut Teknologi Sumatera (ITERA) dan Universitas Syiah Kuala (USK) juga menjadi sorotan. Kedua tim ini menunjukkan konsistensi luar biasa dalam hal efisiensi bahan bakar serta stabilitas mesin di lintasan.

Tim ITERA menghadirkan mobil berbasis bahan bakar etanol hasil riset mandiri, mengusung konsep Eco Hybrid Drive. Teknologi tersebut memungkinkan perpaduan daya antara mesin bakar rendah emisi dan sistem motor listrik pendukung.
“Fokus kami adalah menggabungkan efisiensi dan keberlanjutan. Kami ingin teknologi ini bisa menjadi cikal bakal kendaraan masa depan di Indonesia,” jelas Fathir Alamsyah, salah satu insinyur muda dari tim ITERA.

Sementara itu, tim USK menonjol lewat efisiensi fuel cell mereka. Dengan riset mendalam mengenai konversi energi hidrogen, mereka berhasil menciptakan sistem manajemen energi yang stabil bahkan dalam lintasan panjang dan panas ekstrem. Capaian ini membuat banyak juri kagum akan kesiapan mereka di bidang energi terbarukan.

Semangat Kolaborasi dan Inovasi

Selain persaingan ketat, KMHE 2025 juga menjadi ajang kolaborasi lintas universitas. Banyak tim saling berbagi pengalaman, terutama dalam hal sistem transmisi ringan, desain bodi aerodinamis, dan strategi manajemen daya.

Pihak penyelenggara menekankan bahwa semangat utama dari kompetisi ini adalah mengembangkan ekosistem inovasi energi berkelanjutan di kalangan mahasiswa Indonesia.
“Lewat KMHE, kami berharap lahir ide-ide baru yang bisa diadaptasi untuk industri otomotif nasional,” kata Dr. Rendra Agung, Ketua Panitia KMHE 2025.

Fokus pada Energi Bersih dan Kemandirian Teknologi

Salah satu tema besar KMHE 2025 adalah “Innovating for a Greener Mobility Future”. Melalui tema ini, peserta ditantang untuk tidak hanya menciptakan kendaraan hemat energi, tetapi juga menerapkan prinsip kemandirian teknologi dalam setiap aspek desain.

Beberapa universitas bahkan membawa komponen yang dirancang dan diproduksi sepenuhnya oleh mahasiswa sendiri, mulai dari sistem rem hingga pengendali motor listrik. Hal ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan riset dan rekayasa mahasiswa Indonesia di bidang otomotif.

Menurut juri teknis KMHE, Ir. Budi Santosa, peningkatan kualitas riset peserta terlihat jelas. “Tahun ini kami melihat banyak inovasi baru. Dari penggunaan panel surya mini, hingga sistem pendingin baterai berbasis udara alami. Semua menunjukkan bahwa mahasiswa semakin matang dalam berpikir teknis dan efisien,” ungkapnya.

Tantangan di Lintasan dan Ketahanan Fisik

Tak hanya uji efisiensi, para peserta juga menghadapi tantangan fisik di lintasan Tegalboto yang terkenal menantang. Kombinasi tanjakan, tikungan tajam, dan cuaca lembap menjadi ujian nyata bagi desain kendaraan dan kemampuan pengemudi.

Beberapa tim bahkan sempat mengalami kendala teknis seperti kerusakan sensor dan kebocoran sistem bahan bakar. Namun semangat pantang menyerah mahasiswa membuat mereka terus memperbaiki mobil hingga larut malam demi bisa kembali bersaing keesokan harinya.

“Kami sudah terbiasa begadang di bengkel kampus, tapi suasana kompetisi seperti ini benar-benar menguji daya tahan dan kerja tim,” kata Putri Maharani, anggota tim teknis dari USK.

KMHE dan Dampaknya bagi Masa Depan Energi

Kompetisi ini menjadi salah satu program unggulan dari Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Melalui ajang ini, pemerintah berharap dapat mendorong inovasi mahasiswa dalam menciptakan solusi kendaraan ramah lingkungan dan efisien.

Beberapa inovasi yang lahir dari KMHE sebelumnya bahkan sudah dilirik oleh industri otomotif nasional dan lembaga penelitian. Tahun ini, beberapa sponsor industri energi dan produsen mobil listrik turut hadir untuk menjajaki potensi kolaborasi dengan tim-tim terbaik.

“KMHE menjadi jembatan penting antara dunia akademik dan industri. Inovasi yang dihasilkan mahasiswa bisa menjadi fondasi menuju mobilitas hijau di Indonesia,” ujar Ir. Dina Fadila, perwakilan dari mitra industri yang hadir di lokasi.

Antusiasme Penonton dan Dukungan Publik

Ajang KMHE 2025 tidak hanya menarik perhatian dunia pendidikan, tetapi juga masyarakat umum. Ratusan pengunjung datang ke area Tegalboto untuk menyaksikan langsung kendaraan futuristik rancangan mahasiswa. Mereka antusias melihat mobil listrik dan prototipe hybrid buatan anak bangsa yang melaju di lintasan.

Universitas Jember sebagai tuan rumah juga menyiapkan stan edukasi energi terbarukan dan workshop untuk pelajar SMA agar mereka bisa belajar langsung tentang prinsip efisiensi energi dan rekayasa kendaraan.

Penutupan dan Harapan ke Depan

Kompetisi ditutup dengan seremoni penghargaan bagi tim dengan inovasi terbaik di berbagai kategori, mulai dari Urban Concept, Prototype Class, hingga Energy Efficiency Award.
Meskipun hasil akhir belum diumumkan secara resmi, UNEJ, ITERA, dan USK diprediksi menjadi kandidat kuat dalam daftar pemenang.

Ajang KMHE 2025 menegaskan bahwa masa depan energi Indonesia berada di tangan generasi muda. Dengan semangat inovasi dan riset berkelanjutan, mahasiswa Indonesia telah membuktikan bahwa mereka siap bersaing dalam teknologi kendaraan hemat energi, tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga global.