Daftar Isi
Perusahaan teknologi raksasa asal Cupertino, Apple, kembali menjadi perbincangan hangat di industri teknologi global. Setelah menghadirkan Apple Vision Pro sebagai perangkat mixed reality (MR) premium pada awal 2024, kini muncul kabar mengenai Apple Vision Air, sebuah varian baru yang diklaim lebih ringan dan jauh lebih murah.
Menurut laporan analis kenamaan Ming-Chi Kuo, headset terbaru ini diperkirakan akan hadir pada 2027. Vision Air disebut akan menjadi solusi dari dua kelemahan utama Vision Pro: bobot yang terlalu berat dan harga yang sangat tinggi.
Dua Masalah Utama Vision Pro
Saat pertama kali diluncurkan, Apple Vision Pro mendapat banyak kritik dari penggunanya. Meski menawarkan pengalaman spatial computing yang revolusioner, perangkat itu punya dua kelemahan besar:
- Bobot Berat
Vision Pro memiliki berat sekitar 600 gram. Angka ini dianggap terlalu berat untuk pemakaian jangka panjang. Banyak pengguna merasa tidak nyaman saat menggunakan perangkat dalam waktu lebih dari satu jam. - Harga Selangit
Vision Pro dijual seharga USD 3.499 atau sekitar Rp 57 juta. Dengan harga setinggi itu, perangkat ini hanya bisa dijangkau oleh kalangan terbatas.
Apple tampaknya mendengar keluhan ini. Vision Air hadir dengan janji 40% lebih ringan dan 50% lebih murah, sehingga bisa dinikmati lebih banyak pengguna.
Lebih Ringan 40 Persen
Salah satu keunggulan utama Vision Air adalah bobotnya yang jauh lebih ringan. Jika benar, maka perangkat ini akan memiliki bobot sekitar 360 gram.
Pengurangan berat ini sangat penting. Headset MR dirancang untuk dipakai lama, baik untuk bekerja, menonton, hingga berinteraksi di ruang virtual. Semakin ringan perangkat, semakin nyaman digunakan, terutama bagi pengguna yang ingin beraktivitas selama berjam-jam.
Lebih Murah 50 Persen
Harga Vision Air juga jadi sorotan. Menurut Kuo, perangkat ini akan dibanderol sekitar USD 1.500 atau Rp 28,7 juta.
Harga ini memang masih jauh di atas headset pesaing seperti Meta Quest 3 yang hanya USD 500 (Rp 8,2 juta). Namun, jika dibandingkan dengan Vision Pro, angka ini terasa lebih masuk akal.
Dengan banderol lebih rendah, Vision Air berpotensi memperluas basis pengguna Apple di ranah mixed reality, tidak lagi terbatas pada kalangan elite teknologi atau profesional.
Kompromi untuk Menekan Harga
Meski lebih murah, banyak yang bertanya-tanya bagaimana Apple bisa memangkas harga sedemikian besar.
Beberapa analis memprediksi akan ada kompromi, misalnya:
- Jumlah kamera lebih sedikit dibanding Vision Pro.
- Resolusi layar diturunkan, meski tetap berkualitas tinggi.
- Fitur EyeSight mungkin dihilangkan, fitur yang memungkinkan orang lain melihat mata pengguna melalui layar eksternal.
Namun, Apple diyakini tidak akan mengorbankan pengalaman utama dari Vision Pro, yaitu imersi visual dan interaksi yang realistis di dunia virtual.
Target Pasar Lebih Luas
Apple tidak hanya ingin menciptakan perangkat teknologi canggih, tetapi juga membidik pasar yang lebih luas. Vision Air diperkirakan bisa menjadi jembatan antara produk premium Vision Pro dan pasar massal yang lebih price-sensitive.
Kuo bahkan memperkirakan pengiriman Vision Air bisa mencapai satu juta unit pada 2027. Angka ini jauh melampaui penjualan Vision Pro yang masih berada di bawah 400.000 unit.
Jika prediksi ini benar, Vision Air bisa menjadi produk kunci dalam strategi Apple untuk mendominasi pasar mixed reality.
Pesaing Tetap Lebih Murah
Walaupun harga Vision Air lebih terjangkau dibanding Vision Pro, perangkat ini masih berada jauh di atas pesaingnya. Meta Quest 3, misalnya, hanya dijual USD 500. Bahkan, beberapa headset lain di pasaran memiliki banderol lebih rendah dengan fitur yang cukup bersaing.
Namun, Apple memiliki keunggulan dalam ekosistem. Vision Air akan terintegrasi dengan ekosistem Apple seperti iOS, macOS, dan layanan digital lainnya. Faktor inilah yang sering membuat pengguna loyal rela membayar lebih.
Antara Vision Pro 2 dan Vision Air
Selain Vision Air, Apple juga dikabarkan tengah menyiapkan Vision Pro 2. Produk ini diperkirakan akan rilis lebih dulu, sekitar akhir 2025 atau awal 2026.
Dengan demikian, Apple tampaknya menyiapkan dua lini headset:
- Vision Pro 2 untuk segmen premium.
- Vision Air untuk segmen menengah atas.
Strategi ini mirip dengan lini produk iPhone, di mana ada varian Pro dan varian reguler dengan perbedaan harga serta fitur.
Masa Depan Mixed Reality Apple
Kehadiran Vision Air menunjukkan bahwa Apple serius menggarap pasar MR dalam jangka panjang. Dengan inovasi yang terus berkembang, perangkat ini bisa menjadi pintu masuk bagi lebih banyak orang untuk mencoba teknologi spatial computing.
Seperti halnya iPhone yang dulu membuka jalan bagi era smartphone modern, Vision Air mungkin bisa menjadi titik balik yang membuat teknologi mixed reality semakin mainstream.
Penutup
Apple Vision Air, yang diperkirakan meluncur pada 2027, menjadi kabar menarik bagi dunia teknologi. Dengan bobot 40% lebih ringan dan harga 50% lebih murah dari Vision Pro, perangkat ini berpotensi besar menjangkau lebih banyak pengguna.
Meski masih ada spekulasi tentang pengurangan fitur, Apple hampir pasti akan mempertahankan esensi utama: menghadirkan pengalaman mixed reality imersif khas Apple.
Jika Vision Pro adalah langkah awal, maka Vision Air bisa menjadi langkah besar menuju adopsi massal mixed reality. Dunia teknologi menunggu, apakah Apple benar-benar bisa mengulang sejarah iPhone dengan headset barunya ini.