Daftar Isi
Paparan sinar matahari yang sering dianggap menyenangkan, rupanya menyimpan bahaya serius. Kanker kulit, salah satu jenis kanker yang paling dapat diobati bila terdeteksi dini, kini menjadi sorotan di Inggris. Lonjakan kasus kanker kulit yang signifikan dalam satu dekade terakhir telah mendorong lahirnya inovasi baru di bidang kesehatan.
Perusahaan teknologi Inggris, Skin Analytics, meluncurkan aplikasi kecerdasan buatan bernama DERM, yang diklaim mampu mendeteksi kanker kulit dengan akurasi 99,8% hanya melalui foto yang diambil menggunakan telepon pintar. Aplikasi ini telah mendapatkan persetujuan regulasi Eropa sebagai perangkat medis otonom pertama di dunia untuk deteksi kanker kulit.
Krisis Dokter Kulit di Inggris
Menurut data NHS (National Health Service) Inggris, rujukan mendesak untuk kanker kulit meningkat hingga 170% dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Namun, keterbatasan jumlah dokter kulit membuat banyak pasien harus menunggu lama untuk diperiksa. Rata-rata, hanya terdapat 30 dokter kulit untuk setiap satu juta penduduk di Eropa.
Kondisi ini mendorong pentingnya pemanfaatan teknologi berbasis AI untuk membantu mempercepat diagnosis. DERM hadir sebagai solusi, memungkinkan teknisi atau tenaga medis untuk mengambil gambar lesi kulit pasien menggunakan dermatoskop yang terhubung ke ponsel pintar. Foto tersebut kemudian dianalisis oleh AI, dan hasil diagnosis dapat diterima dalam hitungan detik.
Cara Kerja Aplikasi DERM AI
Prosesnya sederhana. Setelah foto lesi diambil, aplikasi memeriksa kualitas gambar untuk memastikan ketajaman dan pencahayaan memadai. Selanjutnya, sistem AI membandingkan foto tersebut dengan pustaka data gambar medis yang mencakup kanker kulit, kondisi prakanker, hingga lesi jinak yang menyerupai kanker.
Dengan algoritma pembelajaran mendalam, DERM mampu memberikan diagnosis cepat mengenai apakah lesi tersebut berpotensi kanker atau tidak. Menurut pengembang, sistem ini bekerja layaknya “dokter kulit digital” yang mampu memfilter kasus, sehingga dokter spesialis dapat lebih fokus pada pasien dengan risiko tinggi.
Neil Daly, pendiri sekaligus CEO Skin Analytics, menegaskan keunggulan teknologi ini:
“DERM memungkinkan pemeriksaan banyak pasien dalam waktu singkat dengan kualitas hasil yang sangat tinggi. Teknologi ini memanfaatkan perangkat keras yang sudah tersedia di saku hampir semua orang, yakni ponsel pintar.”
Akurasi 99,8%: Terobosan Baru Diagnostik Kanker
Salah satu aspek penting dari DERM adalah tingkat akurasinya yang diklaim mencapai 99,8%. Angka ini sangat tinggi dibandingkan metode diagnosis manual yang bergantung pada ketersediaan dokter spesialis.
DERM telah digunakan di 21 lokasi NHS di Inggris dan sejauh ini telah membantu memeriksa lebih dari 135.000 pasien. Dari jumlah itu, aplikasi ini dilaporkan berhasil mendeteksi lebih dari 13.000 kasus kanker kulit.
Keberhasilan tersebut menjadikan DERM sebagai alat diagnostik revolusioner yang mampu menekan jumlah rujukan mendesak hingga 40%. Bahkan, di beberapa lokasi NHS, penggunaan DERM berhasil mengurangi jadwal konsultasi dokter kulit antara 60% hingga 95%.
Pengalaman Pasien
Salah satu pasien NHS, Cherry Thompson, awalnya khawatir dengan lesi kulit yang muncul di tubuhnya. Setelah diperiksa melalui DERM, hasilnya menunjukkan bukan melanoma. Ia mengaku lega dan puas dengan kecepatan proses diagnosis.
“Menurut saya, ini langkah maju yang bermanfaat. Diagnosis AI bisa lebih cepat dan efisien. Meskipun saya percaya pada keahlian dokter kulit, teknologi ini membantu mempercepat kepastian,” ungkapnya.
Tantangan dan Manfaat dalam Dunia Medis
Kendati memiliki akurasi tinggi, DERM bukanlah pengganti peran manusia sepenuhnya. Daly menegaskan bahwa diagnostik hanyalah satu bagian kecil dari sistem kesehatan yang tetap membutuhkan intervensi manusia.
Namun, teknologi ini terbukti meningkatkan efisiensi. Dengan AI sebagai filter awal, pasien dengan risiko rendah dapat segera dipulangkan, sementara pasien dengan potensi kanker serius langsung ditangani dokter spesialis. Hal ini tidak hanya mengurangi antrean, tetapi juga memungkinkan dokter fokus pada kasus yang benar-benar mendesak.
Selain itu, teknologi ini diyakini dapat membantu menurunkan angka kematian akibat kanker kulit. Menurut Daly, kanker kulit pada tahap awal memiliki tingkat kesembuhan mendekati 99%. Artinya, deteksi dini yang akurat sangat krusial.
Perjalanan 12 Tahun Pengembangan
DERM bukanlah hasil instan. Teknologi ini dikembangkan selama lebih dari 12 tahun penelitian dan pelatihan data. AI DERM memanfaatkan ribuan foto lesi kulit yang telah melalui pemeriksaan patologi. Dari data tersebut, AI belajar mengenali pola, fitur, dan karakteristik lesi kanker maupun prakanker.
Daly menambahkan bahwa pengalamannya tumbuh di Australia, negara dengan tingkat kanker kulit tertinggi, menjadi salah satu motivasi utama mengembangkan teknologi ini.
“Hampir setiap orang Australia berisiko terkena kanker kulit seumur hidup. Karena kanker ini terlihat di permukaan, kita punya peluang besar untuk mendeteksinya lebih awal dan menyelamatkan banyak nyawa,” tegas Daly.
Masa Depan Diagnostik Berbasis AI
Keberhasilan DERM membuka jalan bagi pemanfaatan AI di dunia medis yang lebih luas. Bukan hanya kanker kulit, teknologi serupa berpotensi dikembangkan untuk mendeteksi kanker lain, penyakit kronis, hingga infeksi kulit.
Dengan akurasi tinggi, kemudahan penggunaan, serta efisiensi waktu, aplikasi ini bisa menjadi solusi global, terutama di negara-negara dengan keterbatasan jumlah dokter spesialis.
Meski begitu, para ahli tetap mengingatkan bahwa AI harus dilihat sebagai alat bantu bukan pengganti tenaga medis. Kolaborasi antara teknologi dan dokter akan menjadi kunci dalam meningkatkan layanan kesehatan di masa depan.
Kesimpulan
Kanker kulit adalah ancaman nyata, tetapi juga salah satu jenis kanker yang paling bisa diobati bila terdeteksi sejak dini. DERM AI hadir sebagai terobosan penting dengan akurasi 99,8% dalam deteksi kanker kulit, membantu mempercepat diagnosis, mengurangi antrean pasien, serta meningkatkan efisiensi layanan kesehatan.
Dengan persetujuan regulasi resmi, penggunaan di puluhan lokasi NHS, dan bukti klinis nyata, DERM membuktikan bahwa AI dapat menjadi senjata ampuh dalam perang melawan kanker kulit.
Sebagai salah satu pionir di bidang kesehatan digital, Skin Analytics membuka jalan bagi masa depan medis yang lebih cerdas, cepat, dan tepat sasaran.

0 Comments