Daftar Isi
Setelah lebih dari satu dekade vakum, seri game skateboarding yang populer akhirnya kembali hadir. Game Skate terbaru resmi dirilis di Steam setelah lima tahun sejak pengumumannya, membuat para penggemar yang menantikan hadirnya game ini sejak lama berbondong-bondong mencobanya. Namun, antusiasme tinggi itu ternyata berbalik menjadi kekecewaan bagi sebagian pemain.
Sejak hari pertama perilisan dalam format early access, Skate langsung menuai beragam respons. Data awal dari platform Steam menunjukkan game ini mendapatkan rating “Mixed” berdasarkan lebih dari 7.000 ulasan. Bagi game yang sudah lama ditunggu-tunggu, hasil tersebut tentu menjadi tanda tanya besar mengenai keberhasilan proyek ini.
Mixed Review di Steam
Skate memang baru saja dirilis, sehingga masih ada kemungkinan rating berubah seiring waktu. Namun, ulasan dari ribuan pemain sejak hari pertama jelas memberikan gambaran awal yang tidak terlalu menggembirakan.
Banyak gamer menyebut bahwa game ini seakan kehilangan “roh” khas dari seri Skate sebelumnya. Beberapa fitur yang menjadi ciri utama pada game lama justru absen di versi terbaru. Tidak hanya itu, masalah teknis seperti server macet, loading lama, dan kesulitan login semakin memperparah pengalaman bermain.
Kekecewaan ini cukup kontras dengan hype yang terbentuk sebelumnya. Sebab, seri terakhir Skate dirilis pada tahun 2010, sehingga jeda panjang lebih dari 10 tahun seharusnya bisa dimanfaatkan pengembang untuk menghadirkan pengalaman bermain yang matang.
Microtransaction Jadi Sorotan
Salah satu aspek yang paling banyak dikritik adalah keberadaan microtransaction yang dianggap terlalu agresif. Beberapa pemain menilai pengembang lebih fokus mencari keuntungan finansial ketimbang menjaga kualitas dan warisan dari seri game sebelumnya.
Memang, konsep microtransaction bukanlah hal baru di industri game modern. Namun, untuk game seperti Skate yang sudah memiliki basis penggemar setia, praktik ini terasa mengganggu. Banyak pemain merasa konten-konten tambahan yang seharusnya bisa menjadi bagian dari game utama kini dipatok harga, sehingga menimbulkan kesan pay-to-win atau sekadar pay-to-enjoy.
Meski demikian, ada juga kalangan gamer yang tak terlalu mempermasalahkan microtransaction ini. Mereka berpendapat bahwa gameplay Skate masih cukup menyenangkan untuk dinikmati secara gratis tanpa harus membeli item tambahan. Dengan kata lain, meski ada yang merasa terbebani, sebagian lainnya menganggap hal ini wajar dalam ekosistem game free-to-play.
Masalah Teknis: Server dan Mode Offline
Selain microtransaction, masalah teknis juga menjadi keluhan besar. Banyak pemain mengaku mengalami server error sejak hari pertama. Mulai dari proses loading yang memakan waktu lama hingga kesulitan masuk ke dalam game, semua ini membuat pengalaman bermain menjadi frustasi.
Yang lebih disayangkan, Skate tidak menyediakan opsi mode offline. Artinya, ketika server bermasalah, pemain sama sekali tidak bisa bermain. Hal ini menambah daftar panjang keluhan, karena sebagian gamer merasa kehilangan kebebasan untuk sekadar memainkan game seorang diri tanpa koneksi internet.
Kondisi ini memicu kritik bahwa pengembang kurang memperhatikan kebutuhan pemain yang ingin fleksibilitas lebih besar. Bagi game dengan basis komunitas besar, ketiadaan mode offline bisa menjadi hambatan besar bagi loyalitas gamer jangka panjang.
Respons Komunitas Gamer
Komunitas gamer di forum-forum online menunjukkan perbedaan pendapat soal kondisi Skate terbaru. Sebagian besar menyayangkan arah pengembangan yang terlalu fokus pada monetisasi, sementara kualitas pengalaman bermain justru menurun.
Namun, tidak sedikit pula yang mengingatkan bahwa ini masih tahap early access, sehingga wajar jika game mengalami berbagai kekurangan. Harapannya, pengembang akan mendengarkan kritik dari komunitas dan melakukan perbaikan pada update berikutnya.
Bahkan ada yang optimistis, mengingat sejarah beberapa game besar yang awalnya juga menuai kritik, namun kemudian berhasil bangkit setelah diperbarui secara signifikan.
Apa Selanjutnya untuk Skate?
Dengan ulasan yang bercampur sejak awal, perjalanan Skate masih panjang untuk membuktikan diri sebagai game skateboarding modern yang layak dimainkan. Pengembang perlu memberikan respons cepat terhadap kritik komunitas, khususnya dalam tiga hal utama:
- Memperbaiki server agar pengalaman online lebih stabil.
- Meninjau ulang sistem microtransaction agar tidak terasa memberatkan pemain.
- Menyediakan alternatif mode offline agar gamer tetap bisa menikmati permainan meski server bermasalah.
Jika langkah-langkah ini dilakukan, bukan tidak mungkin rating Skate akan membaik dalam beberapa bulan ke depan. Namun, jika pengembang terlalu lambat, risiko kehilangan momentum dan kepercayaan pemain bisa menjadi bumerang yang sulit diperbaiki.
Kesimpulan
Kehadiran Skate terbaru seharusnya menjadi momen kebangkitan bagi genre game skateboarding setelah lama vakum. Namun, kenyataannya, game ini justru menuai mixed review sejak hari pertama rilis.
Masalah server, microtransaction yang agresif, hingga absennya mode offline menjadi sorotan utama komunitas. Meski begitu, masih ada harapan bagi Skate untuk berkembang, selama pengembang mau mendengarkan suara pemain dan melakukan perbaikan signifikan.
Bagi gamer yang penasaran, mencoba Skate saat ini bisa jadi pengalaman yang memicu rasa campur aduk: antara nostalgia, kesenangan sesaat, hingga frustrasi. Pada akhirnya, waktu yang akan menentukan apakah game ini bisa bangkit atau justru tenggelam di tengah gelombang kritik.
