Daftar Isi
- 1 Revitalisasi Mesin yang Terabaikan
- 2 Pelatihan Teknologi Produksi bagi Pengrajin Lokal
- 3 Kolaborasi Industri untuk Produk Bernilai Tinggi
- 4 Mendorong Kebangkitan Industri Kecil
- 5 Modernisasi Sistem Produksi Berbasis Digital
- 6 Dampak Sosial dan Ekonomi yang Luas
- 7 Komitmen UNS pada Pengembangan Industri Berkelanjutan
Universitas Sebelas Maret (UNS) kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sektor manufaktur lokal melalui program revitalisasi mesin-mesin produksi di Sentra Logam Cepogo, Boyolali. Program ini tidak hanya menandai upaya nyata perguruan tinggi dalam mendukung industri kecil-menengah (IKM), tetapi juga memberikan ruang kolaborasi antara akademisi, pelaku industri, dan masyarakat. Dengan pendekatan berbasis teknologi dan pendidikan vokasi, UNS berupaya menghidupkan kembali potensi lama yang selama ini tertidur karena keterbatasan peralatan dan kurangnya tenaga terampil.
Sentra Logam Cepogo dikenal sebagai pusat produksi peralatan logam sejak puluhan tahun lalu. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, aktivitas produksi mengalami penurunan tajam akibat mesin-mesin yang semakin tua, tidak lagi efisien, serta kurangnya akses terhadap teknologi terbaru. Kondisi tersebut mendorong UNS untuk turun tangan melakukan pemetaan, evaluasi, dan kemudian memulai upaya reaktivasi mesin-mesin yang masih memiliki potensi produktif.
Revitalisasi Mesin yang Terabaikan
Tim teknik UNS memulai proyek ini dengan melakukan inspeksi menyeluruh terhadap peralatan utama, mulai dari mesin bubut, mesin potong, hingga peralatan pres logam. Hasil pemeriksaan awal menunjukkan bahwa lebih dari 60% mesin produksi mengalami kerusakan ringan hingga sedang yang masih dapat diperbaiki. Sebagian lainnya mengalami degradasi komponen dan membutuhkan penggantian spare part.
Langkah pertama yang diambil UNS adalah melakukan overhaul pada mesin berkapasitas besar, seperti mesin bubut industri dan mesin milling. Perbaikan dilakukan langsung di bengkel rekayasa UNS dengan melibatkan dosen dan mahasiswa dari Fakultas Teknik. Dengan memanfaatkan fasilitas laboratorium yang lebih modern, proses perbaikan dapat dilakukan lebih efisien, sekaligus menjadi sarana pembelajaran langsung bagi mahasiswa.
Sejumlah mesin yang sebelumnya tidak dapat beroperasi kini kembali aktif dan mampu menghasilkan produk-produk logam dasar seperti komponen mesin, peralatan rumah tangga, hingga aksesoris otomotif. Revitalisasi ini menjadi fondasi penting untuk menghidupkan kembali roda produksi yang sempat berhenti.
Pelatihan Teknologi Produksi bagi Pengrajin Lokal
Selain memperbaiki mesin, UNS juga menekankan pentingnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Para pengrajin lokal diundang mengikuti pelatihan mengenai pengoperasian mesin yang telah diperbarui, penggunaan teknologi produksi yang lebih presisi, serta manajemen kualitas manufaktur.
Pelatihan tersebut mencakup tiga aspek utama:
- Teknik Operasional Mesin Modern
Pengrajin diperkenalkan dengan standar keselamatan kerja, perawatan berkala, serta penggunaan peralatan pendukung berbasis digital. - Pengembangan Produk Berbasis Desain
UNS membawa mahasiswa desain produk untuk membantu pengrajin membuat produk-produk logam yang lebih menarik secara visual sekaligus lebih fungsional. - Manajemen Produksi dan Pemasaran
Pelaku industri diajarkan cara menghitung biaya produksi, menentukan harga jual, serta memasarkan produk melalui platform digital.
Pelatihan ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem produksi yang lebih mandiri, terukur, dan siap bersaing di pasar modern.
Kolaborasi Industri untuk Produk Bernilai Tinggi
Program revitalisasi tidak berhenti pada tahap teknis semata. UNS juga menggandeng sejumlah mitra industri untuk membuka peluang kerja sama produksi. Industri otomotif lokal, penyedia komponen mesin, hingga produsen alat pertanian menunjukkan minat untuk bekerja sama setelah melihat peningkatan signifikan dari kualitas mesin dan SDM di Sentra Logam Cepogo.
Kerja sama ini membuka peluang bagi pengrajin untuk memproduksi barang dengan nilai tambah tinggi, seperti komponen spare part, peralatan presisi, hingga aksesoris industri. Dengan demikian, sentra logam tidak hanya kembali hidup, tetapi juga naik kelas dengan portofolio produk yang lebih beragam.
Mendorong Kebangkitan Industri Kecil
Revitalisasi mesin dan pelatihan tenaga kerja memberikan dampak langsung terhadap peningkatan aktivitas ekonomi di Cepogo. Beberapa bengkel produksi yang semula berhenti beroperasi kini kembali menerima pesanan. Para pengusaha lokal mulai merasakan kebangkitan permintaan terhadap produk logam, terutama dari sektor otomotif dan konstruksi.
Modernisasi Sistem Produksi Berbasis Digital
Sebagai bagian dari pengembangan jangka panjang, UNS berencana menambahkan teknologi digital dalam sistem produksi Sentra Logam Cepogo. Teknologi yang sedang disiapkan meliputi:
- Penggunaan mesin CNC untuk proses pemotongan dan pembentukan logam yang lebih presisi.
- Penerapan sistem CAD/CAM untuk mempercepat proses desain dan pengembangan produk.
- Pengembangan sistem manajemen produksi digital untuk melacak pesanan, mengatur inventaris, dan memonitor performa mesin.
Integrasi digital tersebut dapat mempercepat proses produksi, meningkatkan kualitas output, dan membuka akses pasar yang lebih luas melalui platform online.
Dampak Sosial dan Ekonomi yang Luas
Revitalisasi mesin produksi bukan hanya soal teknis. Kehadiran mesin-mesin yang kembali berfungsi memberikan dampak sosial yang signifikan bagi masyarakat Cepogo. Banyak pekerja yang sebelumnya menganggur kini kembali bekerja. Para pemuda lokal juga memiliki kesempatan untuk belajar keterampilan baru yang dapat meningkatkan daya saing mereka di dunia industri.
Efek berganda ini menjadi bukti bahwa sentra industri kecil dapat menjadi motor ekonomi lokal jika didukung dengan baik.
Komitmen UNS pada Pengembangan Industri Berkelanjutan
UNS menegaskan bahwa program ini bukan sekadar aksi sesaat, melainkan inisiatif berkelanjutan. Perguruan tinggi tersebut berkomitmen untuk terus melakukan pemeliharaan, monitoring, dan pendampingan agar sentra logam tidak kembali mengalami penurunan.
Ke depan, UNS berencana memperluas program serupa ke sentra industri lain di Jawa Tengah, termasuk kerajinan kayu, tekstil, dan manufaktur ringan lainnya. Kolaborasi dengan pemerintah daerah juga akan diperkuat untuk memastikan keberlanjutan program.
