Daftar Isi
Ajang Indonesia Digital Games Expo (IDGX) 2025 menjadi saksi lahirnya talenta muda berbakat dari Indonesia. Salah satu sorotan utama tahun ini datang dari game berjudul Mocchi Mitten Bubble Revenge, karya seorang anak berusia 13 tahun yang berhasil memikat perhatian pengunjung dan juri berkat ide, desain, dan kreativitasnya yang luar biasa.
Game ini menjadi bukti bahwa generasi muda Indonesia kini tak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga pencipta inovasi yang mampu bersaing di panggung global.
Dari Ide Sederhana Menjadi Fenomena
Dibuat oleh seorang pelajar sekolah menengah pertama, Mocchi Mitten Bubble Revenge awalnya hanya proyek kecil untuk lomba coding di sekolah. Namun, antusiasme dan keinginan untuk menciptakan sesuatu yang berbeda mendorong sang kreator muda mengembangkan game tersebut lebih jauh.
Menggunakan platform pengembangan game sederhana seperti Unity dan Godot, ia berhasil menciptakan permainan dengan visual cerah, karakter lucu, dan mekanisme permainan yang menantang.
“Awalnya cuma ingin bikin game lucu untuk teman-teman, tapi ternyata banyak yang suka,” ujar sang pembuat, yang dikenal dengan nama panggilan Rafi, dalam wawancara di panggung IDGX.
Game ini kemudian menarik perhatian panitia IDGX 2025 yang menilai Mocchi Mitten Bubble Revenge memiliki potensi besar di pasar game kasual.
Konsep Unik dan Cerita Menarik
Game ini bercerita tentang karakter bernama Mocchi, seekor makhluk kecil berbentuk kucing dengan sarung tangan ajaib yang dapat menembakkan gelembung. Tugas pemain adalah membantu Mocchi menyelamatkan teman-temannya yang terjebak di dunia gelembung penuh jebakan dan teka-teki.
Meski sederhana, Mocchi Mitten Bubble Revenge memiliki elemen puzzle dan refleks cepat yang membuatnya adiktif. Setiap level menghadirkan tantangan berbeda dan musuh unik dengan gaya animasi khas Jepang yang lembut namun penuh warna.
Para juri IDGX memuji konsep visual yang segar dan alur permainan yang halus, dua hal yang jarang ditemukan dalam game buatan amatir.
Apresiasi dari Komunitas Game
Partisipasi game ini di IDGX 2025 mendapat sambutan hangat dari komunitas pengembang lokal dan internasional. Banyak peserta senior terkejut mengetahui bahwa pembuatnya masih berusia 13 tahun.
“Anak ini menunjukkan masa depan industri game Indonesia,” ungkap Andika Prawira, juri sekaligus pengembang profesional di studio lokal Gameverse. “Ia memahami dasar logika pemrograman, seni, dan storytelling dengan cara yang sangat natural.”
Dukungan dari komunitas game lokal juga semakin kuat. Beberapa pengembang bahkan menawarkan bimbingan gratis agar sang kreator muda dapat melanjutkan pendidikannya di bidang game design dan komputer grafis.
Peran IDGX dalam Mendorong Talenta Muda
IDGX (Indonesia Digital Games Expo) dikenal sebagai salah satu platform terbesar di Indonesia untuk memamerkan karya kreator digital lokal. Tahun ini, panitia menekankan pentingnya membuka ruang bagi pelajar dan kreator muda agar dapat berpartisipasi.
Lewat kategori “Young Innovators”, panitia ingin memperkenalkan bakat muda kepada dunia industri yang lebih luas. Mocchi Mitten Bubble Revenge menjadi salah satu karya yang mewakili semangat tersebut.
“Kami ingin menunjukkan bahwa kreativitas tidak mengenal usia,” kata Siti Nurrahma, Ketua Panitia IDGX 2025. “Bakat seperti Rafi harus mendapat dukungan dan pembinaan sejak dini.”
Dukungan dari Orang Tua dan Sekolah
Rafi mengaku tidak bisa sampai sejauh ini tanpa dukungan dari keluarga dan gurunya. Ayahnya, yang bekerja sebagai teknisi komputer, membantu memperkenalkan dasar pemrograman sejak Rafi duduk di kelas 5 SD.
Sekolahnya juga memberikan ruang untuk bereksperimen melalui program “Coding for Kids”, yang kini menjadi bagian dari kurikulum ekstrakurikuler di beberapa sekolah di Jakarta dan Bandung.
“Awalnya kami hanya ingin anak-anak paham logika komputer,” ujar pengajar IT-nya. “Tapi ternyata mereka bisa menciptakan sesuatu yang luar biasa.”
Inspirasi bagi Generasi Digital
Kisah Rafi dan Mocchi Mitten Bubble Revenge kini menjadi inspirasi bagi banyak pelajar lain di Indonesia. Melalui media sosial, banyak yang membagikan dukungan dan rasa kagum atas dedikasi anak muda ini.
Beberapa platform pendidikan digital seperti Bangkit Academy dan Dicoding juga menyoroti kisah ini sebagai contoh bagaimana pembelajaran teknologi di usia dini dapat melahirkan inovator masa depan.
Bahkan beberapa influencer game di YouTube ikut memainkan game ini dan memberikan ulasan positif. “Gameplay-nya sederhana tapi bikin nagih. Jarang ada game buatan pelajar yang sehalus ini,” ujar salah satu kreator konten gaming terkenal.
Langkah Selanjutnya
Rafi berencana untuk mengembangkan versi lanjutan game ini dengan fitur tambahan seperti mode multipemain dan dukungan lintas platform. Ia juga sedang belajar dasar Artificial Intelligence (AI) untuk meningkatkan kecerdasan musuh dalam permainan.
“Saya ingin buat game yang bisa dinikmati anak-anak di seluruh dunia,” ujarnya penuh semangat.
Beberapa studio game lokal bahkan mulai melirik kerja sama untuk merilis game ini secara komersial melalui platform seperti Steam dan Google Play. Jika rencana ini berjalan lancar, Mocchi Mitten Bubble Revenge bisa menjadi game buatan pelajar pertama Indonesia yang menembus pasar global.
Harapan untuk Industri Game Indonesia
Kehadiran kreator muda seperti Rafi memberi harapan baru bagi masa depan industri game nasional. Dengan dukungan pendidikan yang tepat, ekosistem digital Indonesia bisa menjadi lahan subur bagi inovasi anak bangsa.
Pemerintah melalui Kominfo dan Kemendikbudristek juga sedang memperluas program pelatihan talenta digital, termasuk bidang pengembangan game dan animasi. Program ini diharapkan dapat melahirkan ribuan pengembang muda yang siap bersaing secara global pada tahun 2035.
“Rafi hanyalah salah satu contoh dari ribuan talenta yang akan muncul,” ujar perwakilan Kominfo dalam konferensi IDGX. “Kami ingin menjadikan Indonesia bukan hanya pasar game, tetapi juga produsen utama di Asia Tenggara.”
Kesimpulan
Kesuksesan Mocchi Mitten Bubble Revenge bukan hanya tentang sebuah game, tetapi juga tentang bagaimana semangat, dukungan, dan kesempatan dapat mengubah mimpi menjadi kenyataan.
Di tangan generasi muda seperti Rafi, masa depan industri game Indonesia tampak cerah dan penuh potensi. IDGX 2025 bukan hanya panggung kompetisi, tetapi juga simbol kebangkitan kreator muda yang siap mengharumkan nama bangsa di dunia digital.
