Daftar Isi
- 1 DeepSeek AI, Penantang Serius OpenAI
- 2 Profil Liang Wenfeng: Jenius Matematika Berjiwa Visioner
- 3 Awal Perjalanan: Dari Perdagangan AI hingga Riset Algoritma
- 4 Pendirian DeepSeek: Hasil Konsistensi dan Eksperimen
- 5 Teknologi Canggih dengan Biaya Efisien
- 6 Valuasi dan Kekayaan
- 7 Tantangan dan Masa Depan DeepSeek
- 8 Penutup
Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) kian pesat dalam beberapa tahun terakhir. Di tengah dominasi raksasa seperti OpenAI, muncul satu nama baru yang mengejutkan dunia teknologi global—DeepSeek AI, sebuah platform AI asal Tiongkok yang mampu menandingi kemampuan ChatGPT, namun dikembangkan dengan biaya jauh lebih rendah.
DeepSeek AI, Penantang Serius OpenAI
DeepSeek pertama kali dirilis pada Desember 2024, dan langsung mencuri perhatian publik dan komunitas teknologi. Platform ini menawarkan performa yang kompetitif, bahkan dikatakan mampu menyamai kemampuan ChatGPT dalam menyelesaikan tugas-tugas sehari-hari, analisis data, hingga pemrosesan bahasa alami.
Yang membuat DeepSeek makin mencengangkan adalah efisiensi biayanya.
Profil Liang Wenfeng: Jenius Matematika Berjiwa Visioner
Liang Wenfeng lahir pada tahun 1985 dan sejak kecil menunjukkan ketertarikan luar biasa pada dunia matematika. Bakat akademiknya membawanya menempuh pendidikan tinggi di Universitas Zhejiang, salah satu institusi bergengsi di Tiongkok, dengan gelar di bidang matematika.
Minatnya terhadap teknologi kemudian membawanya ke dunia startup, di mana ia mulai merintis karier di bidang AI dan algoritma.
Awal Perjalanan: Dari Perdagangan AI hingga Riset Algoritma
Sebelum mendirikan DeepSeek, Liang bersama rekannya Zu Jin mendirikan Hangzhou Huanfang Technology Co Ltd, sebuah perusahaan perdagangan yang menggunakan teknologi AI sebagai dasar operasionalnya.
Pada tahun 2016, ia mendirikan Ningbo High-Flyer Quantitative Investment Management Partnership, perusahaan manajemen investasi yang juga mengandalkan kecanggihan AI dan matematika kuantitatif dalam pengambilan keputusan investasi.
Pendirian DeepSeek: Hasil Konsistensi dan Eksperimen
Langkah krusial Liang dalam dunia AI terjadi pada tahun 2019, saat ia membangun High-Flyer, sebuah laboratorium riset dan eksplorasi algoritma kecerdasan buatan. Di tempat inilah ia bereksperimen dengan berbagai model AI dan terus memperluas kapasitas komputasi.
Pada 2021, Liang membeli ribuan GPU NVIDIA sebagai infrastruktur utama untuk mendukung risetnya. Investasi tersebut menjadi bukti keseriusannya dalam membangun fondasi teknis DeepSeek.
Akhirnya, pada penghujung 2024, lahirlah DeepSeek AI, platform generatif yang menjadi salah satu pesaing utama OpenAI.
Teknologi Canggih dengan Biaya Efisien
Salah satu kekuatan utama DeepSeek AI terletak pada efisiensi pengembangan. Dengan biaya hanya sekitar US$1 miliar, DeepSeek mampu menghasilkan model yang bisa menangani berbagai permintaan pengguna mulai dari percakapan alami, perintah logika, hingga penulisan kode.
Valuasi dan Kekayaan
Hingga kini, belum ada informasi resmi mengenai total kekayaan pribadi Liang Wenfeng. Namun, laporan dari sejumlah sumber memperkirakan bahwa portofolio investasinya mencapai US$13,79 miliar (sekitar Rp225 triliun) pada tahun 2021.
Tantangan dan Masa Depan DeepSeek
Sebagai platform AI yang terus berkembang, DeepSeek menghadapi berbagai tantangan, mulai dari isu regulasi, persaingan dengan perusahaan Barat, hingga kebutuhan untuk menjaga kualitas dan etika AI.
Bahkan beberapa analis teknologi menyebut DeepSeek sebagai “kuda hitam AI dari Timur”, karena potensi besar yang dimilikinya di masa depan.
Penutup
Perjalanan Liang Wenfeng dari mahasiswa matematika hingga menjadi pendiri platform AI berskala internasional adalah bukti bahwa visi, ketekunan, dan inovasi bisa membuka jalan menuju pencapaian besar.
Melalui DeepSeek, ia menunjukkan bahwa teknologi mutakhir tidak selalu harus mahal, dan efisiensi bisa menjadi kekuatan utama dalam kompetisi global.
Dengan perkembangan yang begitu cepat, hanya waktu yang akan menjawab sejauh mana DeepSeek mampu menandingi dominasi raksasa-raksasa teknologi dunia. Namun satu hal yang pasti: nama Liang Wenfeng kini telah tercatat dalam peta besar revolusi kecerdasan buatan.

0 Comments