Eropa Resmi Larang 5G Huawei dan ZTE


Uni Eropa (UE) kembali menegaskan sikap kerasnya terhadap produsen teknologi asal Tiongkok dengan melarang penggunaan perangkat jaringan 5G dari Huawei dan ZTE di seluruh negara anggotanya. Langkah ini merupakan bagian dari upaya besar untuk memperkuat keamanan siber dan perlindungan data di wilayah Eropa, yang kini tengah menjadi pusat transformasi digital global.

Keputusan ini datang di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap potensi risiko keamanan nasional yang ditimbulkan oleh penggunaan teknologi jaringan dari perusahaan yang memiliki hubungan erat dengan pemerintah Tiongkok.


Alasan di Balik Larangan

Menurut pernyataan resmi Komisi Eropa, keputusan untuk melarang Huawei dan ZTE bukanlah tindakan politis semata, tetapi langkah preventif untuk melindungi infrastruktur penting Eropa dari potensi ancaman siber.

Komisaris Eropa untuk Pasar Internal, Thierry Breton, menyatakan bahwa kedua perusahaan tersebut “menimbulkan risiko yang tidak dapat diterima terhadap keamanan jaringan 5G Eropa.”
Ia menegaskan, “Kita tidak bisa membiarkan potensi kelemahan dalam sistem komunikasi masa depan kita. 5G adalah tulang punggung ekonomi digital, dan keamanannya harus menjadi prioritas utama.”

Breton menambahkan bahwa larangan ini didasarkan pada hasil analisis risiko kolektif antarnegara anggota UE, yang menemukan adanya potensi penyalahgunaan data dan akses ilegal terhadap sistem komunikasi sensitif.


Dampak Terhadap Industri Telekomunikasi

Larangan ini tentu akan berdampak besar bagi sektor telekomunikasi di Eropa. Huawei dan ZTE sebelumnya menjadi pemasok utama infrastruktur jaringan 5G di beberapa negara seperti Jerman, Spanyol, dan Italia.

Dengan larangan ini, operator telekomunikasi di negara-negara tersebut harus segera mencari alternatif pemasok baru, seperti Ericsson (Swedia) dan Nokia (Finlandia).
Kedua perusahaan Eropa ini diperkirakan akan menjadi penerima manfaat utama dari kebijakan baru tersebut.

Namun, perubahan ini juga membawa tantangan besar.


Reaksi dari Huawei dan Pemerintah Tiongkok

Pihak Huawei menanggapi keputusan Uni Eropa ini dengan kecewa. Dalam pernyataan resminya, perusahaan menilai larangan tersebut “tidak berdasar dan diskriminatif”, serta menolak tuduhan bahwa produknya menimbulkan ancaman keamanan.

“Huawei telah beroperasi di Eropa selama lebih dari dua dekade dan selalu mematuhi hukum setempat. Tidak ada bukti nyata yang mendukung klaim bahwa teknologi kami membahayakan keamanan Eropa,” ujar juru bicara Huawei.


Negara-negara yang Sudah Bertindak Lebih Dulu

Beberapa negara anggota UE sebenarnya telah lebih dulu membatasi atau melarang penggunaan perangkat Huawei dan ZTE sebelum adanya keputusan resmi dari Uni Eropa.

  • Swedia menjadi salah satu negara pertama yang secara total menyingkirkan Huawei dan ZTE dari proyek 5G mereka sejak 2020.
  • Denmark, Estonia, dan Latvia juga telah memperketat izin vendor asal Tiongkok dalam proyek infrastruktur digitalnya.
  • Jerman, yang awalnya bersikap hati-hati, akhirnya ikut dalam barisan negara yang membatasi penggunaan perangkat Huawei setelah tekanan dari otoritas keamanan.

Langkah-langkah tersebut menunjukkan adanya konsensus politik di antara negara-negara Eropa bahwa keamanan jaringan 5G tidak bisa dianggap enteng.


Keamanan Jadi Prioritas di Era Digital

Teknologi 5G menjadi fondasi penting bagi masa depan ekonomi digital, mulai dari kendaraan otonom hingga Internet of Things (IoT). Namun, semakin luas penggunaannya, semakin tinggi pula risiko serangan siber yang dapat mengancam data sensitif dan sistem vital nasional.

Komisi Eropa menegaskan bahwa keamanan 5G harus dijaga melalui pendekatan strategis dan kolaboratif, yang melibatkan pemerintah, operator, dan penyedia teknologi.
Dengan menyingkirkan vendor berisiko tinggi, UE berharap dapat menciptakan ekosistem digital yang aman dan berdaulat, bebas dari intervensi pihak luar.


Dampak Global: Efek Domino ke Negara Lain

Larangan ini tidak hanya berdampak di Eropa, tetapi juga dapat memicu efek domino secara global.
Beberapa negara di Asia dan Afrika yang sebelumnya menggunakan infrastruktur Huawei kini mulai mempertimbangkan ulang kerja sama mereka.

Selain itu, langkah UE ini memperkuat posisi Amerika Serikat, yang sejak lama mendorong sekutunya untuk menolak teknologi dari Tiongkok. Washington bahkan menganggap keputusan ini sebagai kemenangan strategis dalam “perang teknologi” antara Barat dan Timur.


Masa Depan 5G di Eropa

Meski kehilangan dua pemain besar, pengembangan jaringan 5G di Eropa diyakini tidak akan melambat.
Dengan dukungan kuat dari pemerintah dan perusahaan lokal, Uni Eropa tengah memacu program Digital Decade 2030, yang menargetkan konektivitas 5G di seluruh wilayah urban Eropa.


Kesimpulan

Larangan terhadap Huawei dan ZTE menjadi tonggak penting dalam sejarah perkembangan teknologi di Eropa.
Meskipun menimbulkan tantangan besar bagi operator dan industri telekomunikasi, langkah ini menegaskan bahwa keamanan digital dan kedaulatan data adalah prioritas utama di era modern.

Seiring berjalannya waktu, keputusan ini kemungkinan akan menjadi contoh kebijakan global, di mana keamanan informasi menjadi fondasi dari kemajuan digital dunia.